Indepth Interview Komoditas Kambing dan Domba
Mobilizing Involvement and Investment of The Private Sector in Inclusive Food System to Support Implementing SDGs in Indonesia
Bandung, (04/09/2019). Kambing dan domba (Kado) merupakan hewan ternak yang populer dan banyak dikembangkan di Indonesia. Tak hanya memiliki permintaan tinggi di pasar domestik, kambing dan domba Indonesia saat ini digemari oleh pasar ekspor, seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, pada tahun 2018 Indonesia telah mulai melakukan ekspor ternak domba ekor tipis ke Malaysia, dengan permintaan sebanyak 5.000 ekor per bulan. Selain itu, Indonesia juga melakukan ekspor domba Garut ke Uni Emirat Arab (UEA), dengan permintaan sebanyak 3.600 ekor per tahun.
Selain kedua negara tersebut, wilayah Asia, Afrika, dan Pasifik juga merupakan pasar ekspor yang sangat menjanjikan untuk komoditas ternak kambing dan domba. Permintaan yang tinggi dan potensi ini tentunya mendorong Indonesia untuk menggenjot ekspor tersebut, maka harus ada jaminan ketersediaan ternak secara kontinyu dan berkelanjutan. Saat ini pemerintah sudah mendorong dilakukannya kemitraan antara pelaku usaha (eksportir) dengan peternak domba/kambing yang melibatkan lembaga keuangan (perbankan maupun non perbankan) dalam penyediaan permodalan. Penyediaan permodalan bagi peternak dapat melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah dan aksesnya yang kini sangat mudah bagi para peternak.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka kambing dan Domba masuk dalam jenis komoditas yang diriset oleh Tim Peneliti Penabulu Foundation bekerjasama dengan Indonesia Bussiness Council for Sustainble Development (IBCSD). Tujuan riset ini adalah untuk memetakan peluang investasi dalam rantai nilai khususnya komoditas pilihan salah satunya kambing dan domba. Narasumber komoditas kambing dan domba dalam riset ini adalah Bapak Yudhi Guntara – Ketua Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI).
Saat ini pemerintah bersama HPDKI (Himpunan Peternak Domba-Kambing Indonesia) tengah meningkatkan peran strategis pengembangan peternakan kambing dan domba yang diarahkan pada 5 (lima) aspek yang menjadi keunggulan ternak kambing dan domba. Keunggulan tersebut diantaranya: budidaya kambing domba sebagai kegiatan yang relevan dengan pemberdayaan dan penggerak ekonomi masyarakat pedesaan, daging kambing dan domba sebagai alternatif sumber protein hewani dan alternatif pengganti selain daging ayam dan sapi, pembangunan peternakan berbasis budaya masyarakat, mewujudkan korporasi peternakan domba kambing guna meningkatkan populasi dan produktifitas untuk menjamin keberlanjutan usaha budidaya peternakan domba dan kambing, serta menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, mengisi pasokan untuk pasar ekspor ke negara-negara regional ASEAN.
Selanjutnya, ketersediaan bibit/bakalan minim, sementara itu pemerintah belum focus dalam mengintervensi pada rantai persediaan benih kambing dan domba. Maka untuk merespon persoalan tersebut HPDKI mendorong dalam hal pembibitan untuk menggunakan betina Domba garut agar anaknya yang betina akan mempunyai kualitas indukan yang baik, sehingga petani tidak akan memotong sebagai domba pedaging.