Indepth-Interview Komoditas Manggis
Wanayasa, Kabupaten Purwakarta
Wanayasa, (28/09/2019) – Petani manggis rakyat memiliki posisi paling lemah dalam hal informasi pasar dan harga, sehingga penentuan harga beli buah manggis di tingkat produsen (petani) relatif sangat rendah dengan kata lain terjadi gap harga yang cukup besar. Petani manggis rakyat berperan sebagai produsen dalam kegiatan produksi manggis. Petani pada umumnya mengusahakan tanaman manggis sebagai mata pencaharian sampingan (tambahan penghasilan), hal ini dikarenakan buah manggis merupakan buah musiman yang hanya dapat dipanen pada bulan-bulan tertentu dan pada musim tertentu khususnya ketika musim kemarau.
Menindaki persoalan tersebut, Indonesia Bussiness Council for Sustainable Development (IBCSD) berpartner dengan Penabulu Foundation melakukan riset untuk melihat lebih jauh rantai nilai komoditas manggis dengan tujuan memetakan peluang investasi dalam ranka meningkatkan kesejahteraan petani manggis dan menguatkan seluruh stakeholders yang terkait dengannya.
Tim Peneliti Penabulu Foundation melakukan indepth-interview dalam menggali informasi mengenai komoditas manggis. Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta menjadi lokasi pilihan karena dikenal sebagai produsen manggis terbesar di Jawa Barat serta telah memiliki Indeks Geografis. Interview dilakukan bersama Bapak Denis, petani Manggis Wanayasa dengan kepemilikan kebun sekitar 1 ha lebih.
Melalui interview tersebut diketahui bahwa pencampuran manggis Wanayasa dengan manggis dari daerah lain masih menjadi masalah klise hingga saat ini. Selain itu pemahaman petani manggis yang masih minim mengenai pengelolaan pasca panen, bahkan hingga ke persoalan sederhana seperti cara memetik dan mengkemas hasil panen. Disamping itu, musim panen yang hanya terjadi sekali dalam satu tahun menuntut petani untuk lebih bijak dalam mengelola pendapatan serta merawat kebun manggis pasca panen. Hal ini menjadi penting agar manggis wanayasa bisa terus menjadi produk unggulan dan berkembang pesat serta mampu memenuhi pasar ekspor secara konsisten.
Sejauh ini petani dengan pemerintah memiliki hubungan yang baik sehingga petani Manggis cukup terbantu dalam memasarkan hasil panennya. Sekalipun dalam pola hubungan tersebut terkesan pemerintah hanya sebagai penghubung antara petani dan eksportir, tetapi itu bisa menjadi peluang yang bagus untuk pengembangan selanjutnya agar petani Manggis bisa lebih berdaya dan mendapatkan akses pasar yang luas.